Bahaya Lidah Yang Tidak Terjaga

Lidah adalah salah satu bagian tubuh yang Allah subhanahu wa ta’ala ciptakan. Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan lidah dengan berbagai fungsinya dan salah satunya adalah agar manusia dapat berbicara. Untuk itu betapa pentingnya menjaga lisan kita, karena Islam mengajarkan kita untuk berkata baik. sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala pada Al Isra ayat 53

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا

Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia [QS Al isra ayat 53].

Dari ayat atas menjelaskan agar kita mengucapkan perkataan yang baik.

Perkataan Yang Tidak Baik

Akan mendapat kerugian besar seseorang yang tidak dapat menjaga perkataannya. Kerugian tersebut bisa terjadi pada diri sendiri dan juga terjadi kepada orang lain. Ada berapa hal yang menjadikan seseorang tidak dapat menjaga perkataan lisannya adalah:

1. Merugi karena hilangnya pahala

Salah satu apa yang didapatkan seorang yang tidak menjaga lisannya adalah memperoleh kerugian dari yang ia bicarakan. Seorang yang berbicara buruk maka akan kehilangan pahala yang miliki bahkan dosa.

2. Menyakiti hati orang lain

Hati-hatilah dalam berbicara, semakin banyak kita berbicara maka semakin banyak salah, sehingga dapat menyakiti hati orang lain baik secara langsung atau pun tidak langsung. Karena setiap orang mempunyai sifat yang berbeda, ada orang yang mudah tersinggung ataupun sebaliknya cuek. Oleh karena itu menjaga lisan harus dilakukan kapanpun, di manapun, pada siapapun. Dalam menjaga lisan akan menjauhkan seseorang yang berkata buruk sehingga Allah akan mengganjarnya dengan pahala kalau dia selalu menjaga lisannya.

3. Memicu berbagai perselisihan

Hal yang dapat menjadi kerugian ketika tidak menjaga lisan adalah akan memicu berbagai perselisihan. Dengan seringnya berinteraksi seorang dengan lisannya maka ada salah satu yang bisa jadi tersakiti oleh perkataan kita, sehingga terjadi perselisihan antara keduanya. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga lisan kita agar tidak terjadi perselisihan.

Perkataan apa saja yang termasuk dalam ucapan tidak baik dalam Islam? Berikut penjelasannya.

1. Berbohong

Bohong adalah sesuatu perkataan yang Allah subhanahu wa ta’ala benci karena merupakan salah satu dosa yang dapat mengantarkan dia ke neraka.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’”

TAKHRIJ HADITS

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (I/384); al-Bukhâri (no. 6094) dan dalam kitab al-Adabul Mufrad (no. 386); Muslim (no. 2607 (105)); Abu Dawud (no. 4989); At-Tirmidzi (no. 1971); Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (VIII/424-425, no. 25991); Ibnu Hibban (no. 272-273-at-Ta’lîqâtul Hisân); Al-Baihaqi (X/196); Al-Baghawi (no. 3574); At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”

referensi : almanhaj

2. Menyebarkan rahasia

Rahasia adalah suatu yang sengaja disembunyikan agar orang lain tidak mengetahui. Jika kita diberi amanat untuk menjaga rahasia seseorang, maka hal yang perlu dilakukan adalah menjaga rahasia itu dengan sebaiknya. Apabila kita tidak amanah untuk menjaga rahasia, maka rahasia itu tersebar kebanyak orang. Hal itu akan menyebabkan orang tersebut malu bahkan marah ketika rahasianya disebarluaskan.

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, ia menuturkan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، اَلرَّجُلُ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِيْ إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا

‘Manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah laki-laki yang ‘mendatangi’ isterinya, dan wanita itu pun ‘mendatangi’ suaminya, kemudian ia (laki-laki itu) menyebarkan rahasia isterinya.’”[11]

HR. Muslim (no. 1437) kitab an-Nikaah, Abu Dawud (no. 4871) kitab al-Adab.

referensi : almanhaj

3. Mengejek atau mencemooh

Hal yang dilarang dan perkataan adalah mengejek dan mencemooh. Mencemooh atau mengejek adalah merupakan suatu tindakan yang tidak baik. Sehingga hal itu dibenci oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bisa jadi orang yang diejek atau dicemooh lebih baik kedudukannya disisi Allah subhanahu wa ta’ala.

Dalam surat Al Hujurat, Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk dalam berakhlak yang baik,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: 11)

4. Berkata jorok dan keji

Perkataan jorok dan keji merupakan suatu perbuatan yang buruk, karena bisa membuat orang lain marah dan tersingung. Berkata jorok dan keji merupakan suatu hal yang dibenci Allah subhanahu wa ta’ala dan merupakan suatu perbuatan dosa.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu’ alaihi wasallam bersabda,

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ

“Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya” (HR. Tirmidzi, no. 1977; Ahmad, no. 3839 dan lain-lain)

referensi : muslim.or.id

5. Bicara secara berlebihan

Sebagian orang sering sekali bicara secara berlebihan dan tidak ada manfaatnya sehingga bisa menjatuhkan dirinya kepada perbuatan dosa. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

لا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (An Nisa’: 114)

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Saya mewanti-wanti kalian agar tidak berbicara secara berlebihan. Cukuplah bagi seseorang dari kalian untuk berbicara sebatas keperluannya saja.”

referensi : wanitashalihah

6.Melibatkan diri dalam sebuah pembicaraan batil

seorang yang melibatkan dirinya dalam sebuah pembicaraan batil maka dia akan terjebak pada pembicaraan yang buruk, seperti : menggunjing, fitnah, gosip dan sebagainya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. [al Hujurat/49 : 12].

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam al Qur`an :

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [al Hujurat/49 : 12].

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyeru pelaku perbuatan ini dengan sabdanya:

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعُ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ

Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya, namun keimanan itu belum masuk ke dalam hatinya! Janganlah kalian mengghibah (menggunjing) kaum Muslimin. Jangan pula mencari-cari aib mereka. Barangsiapa yang mencari-cari aib mereka, (maka) Allah akan mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yang Allah mencari-cari aibnya, niscaya Allah akan membeberkan aibnya, meskipun dia di dalam rumahnya.

(HR. Abu Daud: 4880)

referensi : almanhaj

7. Mengutuk atau melaknat

Mengutuk merupakan suatu perkataan atau laknat yang dapat mengakibatkan kesusahan atau bencana kepada seseorang. ketika seseorang dengan mudah untuk melontarkan kata kutukan kepada seorang, maka kata yang keluar adalah kata-kata yang buruk. Dia sumpah serapah berkata jelek, buruk, marah kepada orang yang tidak disukainya. Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyukai orang yang suka mengutuk.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ

“Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya” (HR. Tirmidzi, no. 1977; Ahmad, no. 3839 dan lain-lain)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya ” (HR. Bukhari dalam Shahihnya 10/464).

Beliau juga bersabda: “Orang yang banyak melaknat tidak akan diberi syafaat dan syahadatnya tidak akan diterima pada Hari Kiamat” (HR. Muslim dalam Shahihnya no. 2598 dari Abi Darda radhiallahu ‘anhu)

referensi : muslim.or.id

8. Bertengkar

Perbuatan yang dibenci oleh Allah adalah pertengkaran. Karena pertengkaran merupakan suatu sifat yang buruk yang dapat merusak keharmonisan antar manusia. Ketika pertengkaran terjadi maka yang keluar adalah kata-kata yang buruk, emosi bahkan sampai terjadi pembunuhan.

Dalam Shahih Muslim terdapat hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تفتح أبواب الجنة يوم الاثنين ويوم الخميس فيغفر لكل عبد لا يشرك بالله شيئا إلا رجلا كانت بينه وبين أخيه شحناء فيقال: أنظروا هذين حتى يصطلحا، أنظروا هذين حتى يصطلحا، أنظروا هذين حتى يصطلحا

“Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka akan diampuni semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, kecuali dua orang laki-laki yang terdapat permusuhan antara dia dengan saudaranya. Maka dikatakan: ‘Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai.’”

referensi : muslim.or.id